YAYASAN JANTUNG INDONESIA
- Read 294 times
SEJARAH YJI
Pada Kongres Ilmiah Kardiologi Nasional yang pertama pada tanggal 10-12 Agustus 1974 di Taman Ismail Marzuki Cikini Jakarta, dikemukakan kasus penyakit jantung Dewi Sartika gadis cilik berusia 9 tahun, putri seorang karyawan PJKA, yang kurang mampu. Para dokter peserta konperensi memutuskan untuk segera mengatasinya dengan alat pacu jantung, sebab penggunaan obat-obatan sudah tidak memberikan manfaat. Alat tersebut disamping harganya mahal, juga harus didatangkan dari luar negeri. Muncul gagasan untuk mengetuk hati masyarakat Indonesia, dengan perantaraan mass-media. Diperlukan bantuan dana untuk pembelian alat pacu jantung bagi Dewi Sartika. Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Prof. G.A. Siwabessy dan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin menyarankan agar dibentuk badan sosial yang menangani masalahmasalah penyakit jantung, dan bagaimana dapat diwujudkan pemberian layanan yang sama bagi penderita penyakit jantung baik dari kalangan mampu maupun tidak mampu. Kasus tersebut menjadi perhatian dan ekspose wartawan berhasil menggugah hati masyarakat untuk memberikan bantuan melalui mass media. Kemudian melalui Humas Departemen Kesehatan berita tersebut disebarluaskan ke seluruh Indonesia. Akhirnya terkumpullah bantuan dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari tukang sapu, para dokter kardiologi hingga murid-murid sekolah. Dana yang diperoleh melebihi harga sebuah alat pacu jantung.
Dalam gelora kisah kemanusiaan ini, timbul gagasan dan kongres akhirnya mengeluarkan pernyataan bahwa dirasakan perlu adanya satu lembaga bertingkat nasional yang bertujuan membantu para penderita penyakit jantung dari kalangann kurang mampu. Lima ahli kardiologi terkemuka yaitu (alm.) Dr. Sukaman, (alm.) Dr. Loetfi Oesman, Dr. Lily Ismudiati Rilantono, Dr. Dede Kusmana, dan Dr. Boerman mengambil inisiatif mendirikan sebuah yayasan. Atas persetujuan orang tua gadis di atas, organisasi nirlaba ini dinamakan Yayasan Jantung Indonesia Dewi Sartika, berdiri pada tanggal 4 Oktober 1974 dengan modal Rp. 3.081.000,- melalui akta notaris Soeleman Ardjasasmita.
Kegiatan Internasional
Dalam peranannya didunia internasional Yayasan Jantung Indonesia adalah pemrakarsa berdirinya Asean Federation of Heart Foundation dan Asia Pacific Heart Network serta turut aktif dalam berbagai kegiatan internasional Federasi Jantung Sedunia seperti ; rangkaian acara Hari Jantung Sedunia dan Go Red for Women untuk mengingatkan kaum perempuan akan bahaya penyakit jantung dan pembuluh darah yang juga dilaksanakan di beberapa negara.
Yayasan Jantung Indonesia turut membantu WHO untuk menanggulangi masalah rokok sebagai faktor risiko, antara lain dalam kegiatan Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA). berupa pawai obor beranting keliling Asia termasuk Indonesia. Kegiatan Hari Tanpa Rokok Sedunia sebagai salah satu program WHO,
(sumber wikipedia)
Badan Pelaksana Klub Jantung Sehat
Badan Pelaksana Pusat Klub Jantung, bertugas Mendorong masyarakat berperilaku hidup sehat, melalui pembentukan Klub-Klub Jantung Sehat (KJS) dan Klub Jantung Remaja.